
Pesta Budaya Papua
Merasakan Nikmatnya Ulat Sagu
Tak kenal maka tak sayang, adalah ungkapan paling pas untuk kedua provinsi Indonesia yang paling timur ini. Konotasi apa yang melekat di benak kalian jika mendengar kata Papua? Koteka, Merauke, Sagu, Suku Asmat, Suku Dani, Lembah Baliem, Persipura, atau Freeport? Tetapi percayalah, masih banyak eksotisme Si Mutiara Hitam yang luput dari perhatian kita. Pemerintah daerah Papua mengadakan event tahunan yang bertajuk Pesta Budaya Papua, biasanya jatuh pada bulan Agustus. Tahun ini, festival budaya ini masuk sekuel yang keenam dan dilaksanakan di Taman Budaya Papua, Distrik Waena.
Selain pembukaan resmi, ada ritual unik yang dilaksanakan terlebih dahulu, yaitu Kakesi. Tradisi ini adalah kegiatan makan pinang bersama-sama sebagai tanda ikatan persaudaraan dan perdamaian. Makan pinang seolah tidak dapat dipisahkan lagi oleh kehidupan mereka. Setiap sudut kota dan pelosok sering kita temukan orang sedang mengulum (atau menjual) buah pinang, sirih, dan kapur. Jangan heran kalau kita sering bertemu dengan penduduk dengan mulut berwarna merah menyala.
Selain pembukaan resmi, ada ritual unik yang dilaksanakan terlebih dahulu, yaitu Kakesi. Tradisi ini adalah kegiatan makan pinang bersama-sama sebagai tanda ikatan persaudaraan dan perdamaian. Makan pinang seolah tidak dapat dipisahkan lagi oleh kehidupan mereka. Setiap sudut kota dan pelosok sering kita temukan orang sedang mengulum (atau menjual) buah pinang, sirih, dan kapur. Jangan heran kalau kita sering bertemu dengan penduduk dengan mulut berwarna merah menyala.


Selain Sagu, Apa Lagi?

Bagaimana sagu diolah, tidak hanya menjadi papeda, tapi menjadi jenis makanan lainnya? Sagu boleh dikatakan makanan pokok orang-orang yang tinggal di kawasan Indonesia Timur, khususnya Maluku dan Papua. Sebelum mengenal nasi, umumnya mereka mengolah sagu menjadi papeda sebagai makanan pokok. Makanan ini bentuk luarnya seperti lem. Lengket, lembek, dan sebaiknya cepat-cepat dimakan saat masih hangat kalau tidak mau mengeluarkan energi ekstra untuk menikmatinya. Papeda sagu yang kita kenal biasanya dikonsumsi dengan masakan yang berkuah, seperti sup ikan atau babi rebus. Bukan tanpa maksud, kehadiran sajian yang mengandung air di sini sebagai pelicin masuknya papeda ke dalam perut kita. Di Nabire, dikenal papeda biji atau koiros. Sepintas penganan ini tampak seperti bubur mutiara atau bubur pacar, hanya saja warnanya coklat dan tidak berbentuk bulatan kecil. Makanan ini terbuat dari tepung sagu yang masih kasar atau tidak diayak. Kalau kita mengenal bubur ayam, mereka mengenal motnaber. Mudahnya kita dapat mengatakan sagu babi. Hidangan ini dibuat dengan menambahkan kaldu dan daging babi rebus yang dipotong kecil-kecil, sedangkan bumbunya hanya menggunakan daun salam dan garam.

Untuk bekal di perjalanan, mereka mengenal montaka atau sagu bola-bola. Fisiknya tergambar jelas dari namanya, bulat-bulat sebesar bola ping-pong atau golf, dan berwarna hitam. Oh ya, jangan pernah memakannya plain tanpa sesuatu yang mengandung air atau Anda akan tersedak dan terbatuk-batuk. Montaka sangat sulit ditelan dalam keadaan kering. Selain sagu, mereka juga mengonsumsi ketela atau singkong, ubi jalar, talas, dan betatas sebagai sumber karbohidrat. Bahkan kasbi (singkong) bisa dibuat papeda juga. Papeda kasbi bentuknya tidak seperti papeda sagu, ia lebih mirip lontong dan berasa jeruk nipis. Lain lagi di Kabupaten Supiori, mereka mengolah buah bakau menjadi nasi aibon. Makanan ini mirip dengan kelapa parut namun berwarna kuning kecoklatan, lembut dan berasa manis. Ternyata buah bakau tidak saja dapat dibuat nasi, mereka juga mengeringkan dan menghaluskan buah bakau untuk dijadikan tepung aibon. Tepung ini kemudian dapat diolah menjadi kue bolu atau puding. Masih ada makanan teman makanan pokok yang sama-sama uniknya. Sayur lilin, walaupun namanya sayur, sebenarnya yang dipakai adalah bagian buah yang berwarna putih dan bentuknya persis seperti lilin rumah yang biasa dipakai penerangan ketika listrik mati. Rasanya sedikit manis dan banyak mengandung air.
Ulat Sagu
Selain ikan dan daging, sumber protein lainnya adalah ulat sagu. Ulat ini hidup di batang sagu yang telah busuk. Mereka dimakan dengan cara dibakar atau dibuat sambal ulat sagu yang pedas dan asam menyegarkan. Tapi menurutnya ulat sagu dapat juga dimakan mentah atau hidup-hidup Ulat sagu hidup ini bentuknya sangat lucu. Badannya gendut berwarna putih, sedangkan kepalanya berwarna coklat tua. Kalau berjalan ia terlihat seperti sedang menari perut.
Apa yang ada di dalam Pesta Budaya ini hanyalah sebagian kecil dari kebudayaan dari provinsi yang memiliki kekayaan alam terbesar di Indonesia ini. Masih banyak buah-buah kebudayaan yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada orang-orang yang hidup di luar Papua. Sayang kalau dibiarkan hilang begitu saja
Ulat Sagu

Apa yang ada di dalam Pesta Budaya ini hanyalah sebagian kecil dari kebudayaan dari provinsi yang memiliki kekayaan alam terbesar di Indonesia ini. Masih banyak buah-buah kebudayaan yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada orang-orang yang hidup di luar Papua. Sayang kalau dibiarkan hilang begitu saja
Begitu banyak keragaman budaya yang ditawarkan Papua ini. Membuat kami pengen mempelajari lebih lanjut budaya mereka. Sayangnya kami cuma bisa ngeliat dari koran, TV, atau internet. Kami belum bisa dateng ke sono. Maklum mahasiswa, ngga ada dana hihi.. Kalau ada yang mau kasi wisata gratis ke kita. Yuk marilah kemari.. Mumpung habis gini liburan haha..
Sumber: www.appetitejourney.com
2 komentar:
wah wah wah.. goog good good....
akhirnya bukan saja hanya dirikuw yang menuliskan tentang papua.
keren-keren, Mau kuajak makan ulat sagu gak? enak lho... Hehehe.... Good job^^
haha.. kalo kamu nulis budaya timur indo, aku nulis budaya barat indooo.. hahaha..
emang indonesia kaya yaa.. wakakakaka..
Posting Komentar